Merupakan satu
keprihatinanku ketika menonton video pendek yang mempertunjukkan sekelompok
anak-anak usia belasan tahun yang ikut-ikutan demo karena mereka mengatakan
sesuatu seperti, "masak sudah menikah tidak boleh nge*e dengan istri
sendiri."
Jika bahkan sekelas
the so-called 'ulama' saja bilang bahwa marital rape itu tidak ada ("kan
perempuan tinggal tidur telentang? Atau tinggal ngangkang? Ga sakit kok."
katanya) apalagi anak-anak itu.
Bagi para perempuan
yang kebetulan mendapatkan suami yang selalu mau mengerti apakah sang istri
sedang mood 'bercinta' atau tidak, atau yang kebetulan suaminya selalu bisa
membangkitkan gairahnya meski dalam kondisi lelah seperti apa pun, berbahagia
lah. Namun ini tidak berarti bahwa semua perempuan seberuntung itu.
Sekian puluh tahun
yang lalu seorang kawan (yang pernah) akrab denganku mengeluh tentang perilaku
suaminya. Kebetulan sang suami bekerja sebagai pelaut, sehingga dia sering
keluar negeri. Biasanya dia bekerja selama 10 bulan, 2 bulan di rumah. Nah,
selama 2 bulan ini lah, kawanku tidak pernah berhenti melayani kebutuhan
seksual sang suami. Terkadang ada malam-malam yang kawanku ini sama sekali
tidak pernah bisa memejamkan mata karena harus terus menerus 'melayani' sang
suami. Aku tidak tahu apakah hal ini dibarengi dengan KDRT -- misal dipukul
atau apa kek -- tapi dia mengeluh bahwa 2 bulan saat suaminya di rumah adalah
saat-saat terburuk baginya. Padahal dia tahu ketika sedang berlayar, sang suami
juga punya 'simpanan' di beberapa negara di luar Indonesia.
Karena tidak tahan,
akhirnya dia pun mengajukan gugatan cerai. 'untunglah mereka beragama yang
membolehkan perceraian sehingga tidak sesulit mereka yang beragama Katolik,
misalnya, yang harus mengajukan pembatalan pernikahan sampai ke Vatikan dan
prosesnya butuh waktu berbulan-bulan.
Kawanku ini masih
tergolong 'beruntung'; perempuan yang mendapatkan perlakuan jauh lebih sadis
dari suaminya tentu lebih banyak lagi. Cari saja contohnya sendiri. Jika
kebetulan kalian berkawan dengan Tania Luna di facebook ini, bacalah kisah
seorang perempuan yang dia tulis. Sangat menyedihkan.
Marital rape does
exist, pals. Korbannya tidak hanya perempuan, laki-laki juga ada. Googling
saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar