Kamis, September 08, 2022

Mimpi Basah dan Menstruasi

 postingan ini merupakan lanjutan di link ini.



MIMPI BASAH versus MENSTRUASI


Tatkala sedang ramai-ramainya membahas mimpi basah, seorang mahasiswa asli Papua, yang biasanya menjadi pendengar setia (honestly, it is due to his limited vocabulary in English), tau-tau unjuk jari dan bercerita. Mungkin kali ini dia tak lagi setia dengan mottonya sebagai 'pendengar setia' atau dia 'bernafsu' ingin berbagi kisah, akhirnya dia memberanikan diri bercerita. He did it mostly in Bahasa Indonesia.

 

Konon, ayahnya bercerita kepadanya bahwa perempuan yang muncul di mimpi basahnya yang pertama adalah calon istrinya di masa yang akan datang. Itu sebab ketika ayahnya bertemu dengan ibunya, dia langsung mengenalinya, bahwa perempuan itulah yang akan menjadi istrinya di kemudian hari.

 

Sementara itu, di Papua orang-orang (ternyata masih) mempraktekkan mengasingkan perempuan yang mendapatkan menstruasi ke sebuah bangunan tersendiri, terpisah dari bangunan utama, tempat tinggal keluarga besar. (FYI, ceritanya tidak begitu jelas, apakah hanya selama menstruasi pertama, ataukah sampai menstruasi-menstruasi berikutnya.) Pada saat itu, dia akan ditemani oleh beberapa anggota keluarga perempuan lain. Konon, si perempuan yang baru pertama mendapatkan menstruasi ini, dalam pengasingannya, akan mendapatkan mimpi-mimpi dimana dia akan tahu laki-laki calon suaminya kelak, dan juga jenis profesi apa yang akan dia kerjakan ketika dia sudah dewasa. itulah sebabnya, ibunya pun konon langsung mengenali ayahnya sebagai laki-laki yang muncul dalam mimpinya pada waktu dia dalam pengasingan yang pertama kali.

 

Cerita ini membuat keningku berkerut karena mengingatkanku pada beberapa artikel yang kubaca tatkala melakukan riset untuk tesis. Di zaman dulu, orang-orang pun mempraktekkan hal yang sama, yakni mengasingkan perempuan yang sedang menstruasi ke sebuah bangunan terpencil, yang terpisah dari bangunan utama tempat keluarga besar tinggal bersama. Bukan karena 'agar si perempuan mendapatkan mimpi yang akan memberitahunya tentang calon suami maupun profesi yang akan dia kerjakan', tapi karena PEREMPUAN DIANGGAP MAKHLUK ANEH YANG TIBA-TIBA MENGELUARKAN DARAH DARI DALAM TUBUHNYA.

 

Pada zaman kedokteran belum secanggih sekarang, organ-organ dalam tubuh manusia dianggap sebagai suatu misteri yang maha dahsyat. Orang-orang zaman dulu tidak mengerti mengapa perempuan tiba-tiba mengeluarkan darah tiap bulan; sama tidak mengertinya ketika tiba-tiba perut perempuan menggelembung, dan pada hitungan sembilan bulan tahu-tahu dari vagina perempuan keluarlah manusia mini. Konon, itu sebabnya muncullah istilah 'nenek sihir' karena perempuan dianggap main sihir.

 

Praktek pengasingan perempuan tatkala menstruasi disebabkan oleh kebencian kepada perempuan. Itu sebab aku ga begitu yakin pada pemaparan mahasiswaku itu (agar mendapatkan mimpi tentang calon suami dan profesi?). Tapi mungkin saja beda tempat beda kultur. Masih ada banyak praktek lain yang tentu merugikan kaum perempuan yang dilakukan oleh masyarakat zaman dahulu kala karena ketidaktahuan mereka tentang banyak hal. Salah satu buku yang saya baca saat melakukan riset untuk menulis tesis adalah "Women's Madness: misogyny or mental illness?" karya Jane M. Usher.

 

Para mahasiswa menjadi terdiam membisu mendengar pemaparanku. Si mahasiswa dari Papua itu memandangku dengan sorot mata yang tidak bisa kujelaskan, mungkin dia tidak rela tatkala kukatakan bahwa pengasingan terhadap perempuan yang sedang menstruasi itu dilandasi karena kecurigaan terhadap perempuan sebagai ahli sihir.

 

PT28 20.52 160610