Jumat, April 13, 2012
Demi Tuhan Saya Atheis
Untuk tulisan yang berjudul sama di atas klik link berikut. :)
Banyak orang di Indonesia yang mengatakan bahwa Indonesia bukanlah negara agama sehingga tidak selayaknya memaksa seorang warga negara untuk memeluk satu agama. Namun seperti yang diketahui banyak orang, adalah wajib hukumnya bagi semua warga negara Indonesia untuk memilih salah satu agama yang kebetulan mendapatkan 'tempat' dalam kehidupan bernegara: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Chu. Paling tidak ketika mereka akan membuat KTP dimana di dalam kolomnya ada 'agama' yang harus diisi.
Dalam tulisan dalam link di atas, Mohamad Guntur Romli -- salah satu aktivis yang selalu dihubungkan dengan JIL atau Jaringan Islam Liberal -- membandingkan dua orang yang nampaknya memiliki cara pandang yang sama dalam 'memahami' agama. Seorang dari mereka bernama Dadang yang hampir selalu mengenakan kaos dengan tulisan "DEMI TUHAN SAYA ATHEIS" dalam kehidupannya sehari-hari terutama ketika menghadiri banyak acara yang -- menariknya -- berhubungan dengan agama, misal pengajian. Hebatnya seorang Dadang yang konon mendirikan sebuah organisasi "Jaringan Kafir Liberal" (yang disingkat sebagai JAKAR) (bisa dianggap sebagai plesetan dari JIL bukan?) tidak pernah dianggap "membahayakan" budaya beragama di Indonesia, termasuk mereka-mereka yang menghadiri pengajian yang juga dia hadiri.
Seorang lain lagi bernama Alexander Aan. Dalam akun facebooknya dia mengaku sebagai seorang atheis setelah melewati 'prosedur' panjang mempertanyakan keberadaan Tuhan. Jika memang Tuhan itu ada, mengapa segala hal yang berhubungan dengan kejahatan, kekejaman, kebrutalan, terus saja merajalela? Nasib yang bertolak belakang dibandingkan Dadang dialami oleh Aan. Aan dianggap membahayakan oleh masyarakat sekitarnya, sehingga perlu 'diselamatkan' oleh polisi yang ternyata kemudian menjebloskannya ke penjara.
Indonesia oh Indonesia :'(
GL7 13.13 130412
Gambar diambil dari sini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
link yang saya sertakan di atas sudah tidak bisa diakses, jika ingin tahu apa yang terjadi pada Alexander Aan, googling saja.
BalasHapusPenulis.
25 April 2022