Selasa, Januari 17, 2012

Jalur Sepeda di Semarang

Dan satu kali aku dikejutkan dengan postingan sebuah foto di grup 'b2w Semarang' maupun 'Komselis' yang menunjukkan bahwa JALUR SEPEDA telah hadir di kotaku tercinta, Semarang!

jepretan Mas Budenk
Rasa haru segera meruak karena aku teringat usaha Komunitas b2w Semarang untuk 'mendesak' pemerintah kota untuk menyediakan jalur sepeda, demi keamanan pesepeda di Semarang -- me included for sure -- ketika bersepeda, baik ketika sedang bike to work (alias berangkat kantor naik sepeda) maupun ketika sedang berolahraga di akhir pekan. Pertama, kita mengadakan TALK SHOW JALUR SEPEDA pada tanggal 11 April 2010 yang ktia selenggarakan di halaman depan McD Mall Ciputra. (Check the link at http://nana-podungge.blogspot.com/2010/04/jalur-sepeda-please.html ) Talk show yang kedua kita selenggarakan pada tanggal 6 Juni 2010 di halaman kantor koran Kompas di Jalan Menteri Supeno.

spanduk yang b2w Semarang buat di tahun 2010
WOW! akhirnya impian para pesepeda Semarang pun terwujud.
AKAN TETAPI ...
Ternyata nampaknya apa yang dikatakan oleh seorang online buddy di FB yang tinggal di Bandung tentang jalur sepeda di Bandung pun terulang di Semarang. :( Jalur sepeda yang tersedia tidak digunakan sebagaimana mestinya. You can guess by the very first picture I posted above. Jalur sepeda yang telah disediakan oleh pemerintah kota Semarang di sepanjang Jalan Pandanaran, seputaran Simpanglima dan Jalan Pahlawan hanyalah hiasan belaka.
Pemerintah kota Semarang tidak serius menyediakan jalur sepeda demi keamanan pesepeda? Sang wali kota sekarang hanyalah mengejar pencitraan semata?

sebuah mobil berplat merah diparkir di jalur (supposed to be) sepeda
Hari Senin 16 Januari 2012 untuk pertama kali aku berbike-to-work ke kantorku yang 'baru' yakni di Jalan Majapahit (tepatnya di daerah Gayamsari) sekitar pukul setengah lima sore. Sepanjang jalan Pandanaran yang telah ada jalur sepeda mungkin tidak sampai 25% dari sepanjang jalan itu yang bisa benar-benar kulewati dengan naik sepeda dengan tenang. 75% dari seluruh jalur ditempati oleh mobil-mobil parkir. :( Demikian juga di seputar Simpanglima. Apalagi ketika aku pulang sekitar pukul setengah delapan malam. Bisa dikatakan hampir 90% di 'jalur sepeda' di kawasan Simpanglima dipenuhi mobil-mobil parkir.
Karena lahan parkir tidak tersedia? Para penyedia bisnis tidak paham apa arti 'jalur sepeda'? Ataukah mereka tidak peduli dengan adanya jalur sepeda?

Berapa banyak dana yang telah dikeluarkan oleh pihak pemerintah kota untuk mengecat jalan-jalan tersebut dan para pesepeda tetap terjepit di sela-sela kendaraan bermotor?
Rasa haruku berubah menjadi satu kesedihan. :'(

Nana Podungge
seorang b2wer Semarang
GL7 15.45 17/01/2012

Komen dari lapak sebelah

orangjava wrote on Jan 17
Disini bisa dihajr sama yang naik sepeda....itu namanya kurang ajar dan bisa didenda tinggi....Buta Huruf tuh orang mana pegawai negeri...
afemaleguest wrote on Jan 17
orangjava said
Disini bisa dihajr sama yang naik sepeda....itu namanya kurang ajar dan bisa didenda tinggi....Buta Huruf tuh orang mana pegawai negeri...
aaahhh ...
I wish I could just crash those cars ...
hikkkssss
orangjava wrote on Jan 17
aaahhh ...
I wish I could just crash those cars ...
hikkkssss
stone-throwing!!!!!!!
afemaleguest wrote on Jan 17
orangjava said
stone-throwing!!!!!!!
yeah ... itulah yang ingin kulakukan :'(
orangjava wrote on Jan 17
yeah ... itulah yang ingin kulakukan :'(
Do It for Your RIGHT.......
srisariningdiyah wrote on Jan 17
ini udah ada di berita di televisi beberapa waktu lalu deh, tentang jalur sepeda khusus di semarang
afemaleguest wrote on Jan 17
Jeng Ari,
waduuuhhh aku ga nonton tipi
beritanya bagus atau jelek ya?
onit wrote on Jan 17, edited on Jan 17
mbak nana, kalo di sini jalur sepeda ada 2 jenis:
1) yg sebelahan dgn trotoar, ada pembatasnya
2) yg di atas aspal (seperti yg ada di semarang)

biasanya no.2 terletak di jalan2 sepi (daerah perumahan, jalannya sempit2), dan emang buat mobil parkir. kalo ada yg parkir sih biasanya aku meliuk aja ke bagian yg dilewati mobil, dgn aman krn biasanya gak banyak mobil.

nah, pada kasus di semarang, itu terletak di jalan lebar, tapi ada tandanya p dicoret tak? kalau ada tandanya p dicoret, maka berarti mobil itu melanggar si tanda dilarang parkir. kalo gak ada, mustinya sah2 aja si mobil parkir di situ, karena itu bagian dari aspal (badan jalan).

tambahan: lain halnya kalo mobil itu berjalan. gak boleh di atas jalur sepeda.
afemaleguest wrote on Jan 18
onit said
1) yg sebelahan dgn trotoar, ada pembatasnya
aku ingat ketika aku masih duduk di bangku SMA -- tahun lapan puluhan -- di beberapa ruas jalan kota Semarang memiliki slow lane yang ada pembatasnya, misal di Jalan Pandanaran, Jalan Sugiyopranoto, Jalan Pemuda, Jalan Indraprasta, Jalan Mataram, dll ...

aku ingat waktu masih SMA dulu -- sebelum bokap membelikanku sepeda motor -- aku kadang jalan kaki sepulang sekolah, maka aku berjalan sepanjang Jalan Pemuda dan Jalan Sugiyopranoto, aku merasa aman karena ada pembatas.

aku lupa kapan 'pembatas' itu mulai hilang untuk memperlebar jalan raya. Sekarang yang masih ada di Jalan Indraprasta dan sepanjang Jalan Mataram, namun as you can guess, jalur itu tak lagi bisa dipakai oleh pejalan kaki ataupun pesepeda karena dipakai parkir mobil, motor, dll. di sore hari, jalur itu dipenuhi pedagang kaki lima ...

jika memang pemerintah serius ingin mengembalikan slow lane yang khusus untuk pejalan kaki dan pesepeda, lakukan dengan sesungguh hati dong, ga cuma menggambar jalan dan tidak melakukan hal-hal lain, misal sosialisasi, pengawasan, dll.

waktu b2w Semarang mengadakan talk show tahun 2010 lalu kita sadar penuh bahwa bisa jadi jalur sepeda itu akan mengurangi pendapatan para 'tukang parkir yang mungkin liar' karena mereka tak lagi bisa mendapatkan pendapatan dari menjadi tukang parkir, but, kembalikan lagi kepada pemerintah how to solve it. jangan hanya untuk pencitraan menggambari jalan untuk seolah-olah menunjukkan ada jalur sepeda but then doing nothing more.
afemaleguest wrote on Jan 18
onit said
biasanya no.2 terletak di jalan2 sepi (daerah perumahan, jalannya sempit2),
hmmm ... ini yang kuingat ada di beberapa ruas jalan di Jogja waktu aku gowes dari jalan Kaliurang ke daerah Gedong Kuning -- sekitar 10 kilometer mungkin -- ketika aku melewati jalan-jalan sempit.

entahlah apakah akan dilakukan juga 'penggambaran' ini di ruas-ruas jalan sempit di Semarang
martoart wrote on Jan 17
sebuah mobil berplat merah diparkir di jalur (supposed to be) sepeda
panggil anak2 freestyle bmx untuk menjadikannya media latihan halang rintang.
orangjava wrote on Jan 17
martoart said
panggil anak2 freestyle bmx untuk menjadikannya media latihan halang rintang.
Sambil bawa piso buat nyoret cet........
afemaleguest wrote on Jan 18
martoart said
panggil anak2 freestyle bmx untuk menjadikannya media latihan halang rintang.
terrific idea :)

btw, haruskah kita menunggu ada peraturan mobil dilarang parkir di sepanjang jalur sepeda sehingga para pengendara bmx merasa aman dan tertantang melakukannya?
rembulanku wrote on Jan 17
fasilitas kota ditambahi tapi intine pemerintahe serius rak?
maksudnya, siap turunkan aparat buat bantu mentertibkan lalu lintas
sanksi bila ada pelanggaran, sosialisasi, dsb
afemaleguest wrote on Jan 18
fasilitas kota ditambahi tapi intine pemerintahe serius rak?
maksudnya, siap turunkan aparat buat bantu mentertibkan lalu lintas
sanksi bila ada pelanggaran, sosialisasi, dsb
iya La, harusnya ada tindakan lanjut, minimal sosialisasi dan pengamatan dari pihak yang berkepentingan
agamfat wrote on Jan 17
persis walikota jakarta selatan tuh, pencitraan
afemaleguest wrote on Jan 18
agamfat said
persis walikota jakarta selatan tuh, pencitraan
huuuffffttt T.T