
MARI BERSEPEDA, DEMI IBU BUMI
Dikarenakan artikel yang berasal dari alamat ini Bersepeda karena trend  beredar di milis komunitas b2w, aku jadi bernostalgia dengan  tulisan-tulisanku sendiri yang kutulis pada tahun 2008, tatkala aku  adalah seorang newbie di jajaran para pesepeda ke kantor. Ada beberapa  tulisan yang kuhasilkan waktu itu, mulai dari bagaimana seorang bernama  Aluizeus Triyono (Aluizeus ) mempromosikan tentang bersepeda ke kantor di site-ku di multiply (Nana's Cyber Home   ); pertama kali komunitas b2w Semarang dibentuk (26 Juni 2008);  pertama kali aku menjalani bersepeda ke kantor; keragu-raguan Angie,  anakku, akan keberhasilan ‘gerakan moral’ pencinta lingkungan untuk  memasyarakatkan bersepeda ke kantor; pertama kali CNR seorang diri;  tulisan tentang pak Wargo, salah satu ‘role model‘ b2wer Semarang  mengingat kekonsistenannya bersepeda ke kantor (4 kali sehari) dan jarak  yang lumayan jauh ditempuh, 70 km pulang pergi setiap bersepeda ke  kantor, promosi bike-to-work; dll, dll.
Di bawah ini kusertakan beberapa alamat postinganku di blog Serba Serbi Kehidupan
Bersepedaan yuk? Bersepedaan, yuk?
B2w Semarang B2w Semarang
Bike to work Bike to work
The First time The First Time ...
Ngepit menyang kantor Ngepit menyang kantor
Bike to work, yuk? Bike to work, yuk?
Promosi b2w Promosi b2w
Pengalaman 7 Juli 2008 (alias CNR sendirian pertama kali) CNR sendirian 7 Juli 2008
Sepedaku, sepedamu, sepedanya Sepedaku, sepedamu, sepedanya
Bikers on the street Bikers on the street
Bersepeda oh asyiknya Bersepeda, oh, asyiknya
Why bike to work? Pak Wargo: why bike to work?
Setelah berbike-to-work Setelah berbike-to-work
Setelah dua tahun berlalu, introspeksi apa yang bisa kulakukan?
Anggota  komunitas b2w Semarang tentulah telah jauh berlipat ganda ketimbang  ketika pertama kali kita berkumpul untuk ‘mendeklarasikan’ berdirinya  komunitas b2w Semarang, yang waktu itu hanya dihadiri oleh 11 orang.  Apakah dengan ini aku bisa menunjukkan kepada Angie bahwa  keragu-raguannya akan keberhasilan gerakan moral pecinta lingkungan  untuk mengurangi polusi udara dengan mengurangi penggunaan kendaraan  bermotor tidak terbukti?
Jikalau kata ‘ngetren’ perlu  digunakan untuk lebih menaikkan prestige para b2wer, bolehlah kita  memakainya untuk lebih mempromosikan bersepeda ke kantor/kampus/sekolah.  Namun mengingat segala sesuatu yang ‘trendy’ itu akhirnya akan menjadi  ‘kuno’ dan tak lama kemudian akan ditinggalkan, sebaiknya memang kita  lebih mempromosikan pentingnya kita bersepeda ke kantor; yakni untuk  ikut mengurangi polusi udara, mengurangi ketergantungan kepada sumber  daya alam yang satu saat nanti akan habis jika kita tidak menggunakannya  secara cermat, sekaligus untuk lebih menjembatani antara the haves dan  the haves-not; antara sang akademisi dengan para pekerja pabrik; antara  pegawai negeri kelas menengah ke atas dengan para penjual siomay, dst.
Masih  ingat kisah seorang teman yang bekerja di Indonesia Power tatkala dia  mempromosikan bersepeda ke kantor kepada rekan-rekan kerjanya. Mereka  menolak dengan alasan, “bersepeda mengingatkanku kepada masa sulit dulu,  sekarang sudah enak masak disuruh sulit-sulit lagi nggenjot pedal  sepeda? Sorry deh.”
Juga kisah seorang teman yang mengaku  sebagai salah satu founding father b2w Indonesia (bahkan sebelum Om Toto  yang sekarang berada di posisi nomor 1 b2w Indonesia) bergabung dengan  komunitas b2w. “b2w ingin menjembatani antara kaum kaya dan kaum miskin.  Namun apa daya tatkala kita berusaha untuk mengumpulkan dana dan  disumbangkan kepada para penjual siomay tersebut untuk dibelikan sepeda  yang lebih layak dan nyaman digunakan, mereka malah lebih memilih untuk  menabungnya dan membelikan sepeda motor.”
By the way, di  tempat kerjaku, aku sebagai trendsetter bersepeda ke kantor sejak Juli  2008, sampai sekarang aku tetaplah menjadi satu-satunya b2wer. Beberapa  saat lalu ada seorang rekan kerja yang ngikut, namun tak lama kemudian  dia berhenti. Alasan utama dia bersepeda ke kantor ternyata karena ingin  menguruskan badan. Berhubung setelah sekian lama tak juga berkurang  timbangan berat badannya, dia pun patah semangat.
Memang  masih panjang perjalanan kita untuk ikut menyelamatkan bumi. AND DON’T  GIVE UP EASILY. Kembali ke motto awal b2w ‘kalau ga kita mulai dari diri  sendiri, lalu siapa?’
PBIS 11.49 301110
 
 
Halo kak, saya lebih suka menyebut anda sebagai Inspirator di kalangan teman-teman kantor anda ketimbang sebagai trendsetter dalam mempromosikan bersepeda. Ga ada yang salah dan benar, yang di harapkan berkelanjutan itu saja. Karena Kata TREND di Indonesia faktannya lebih merepresentasikan hannya luarnya saja dan itu sudah terjadi sejak masa sejarah kultur flower power masuk di Indonesia maupun hal lainnya, pada kenyataannya mereka hanya tau kulitnya saja, sayang bukan. Ketika kita berbicara trend, imaginasi di pikiran adalah sesuatu hal yang cepat berubah dan berganti, trend musik, trend berpakaian, dan trend lainnya.
BalasHapusHi 20grand ...
BalasHapusthanks for visiting me back ...
whatever the term we are using, more important is to take care of this mother earth
:)