Selasa, Juni 23, 2009

Quarrel among Couples


Beberapa minggu lalu aku sempat ngobrol dengan seorang teman. Dia bilang dia sedang kesal kepada suaminya yang membuat mereka bertengkar berlarut-larut. Aku kaget setelah tahu masalahnya sebenarnya (bagiku) sepele saja: apakah mereka perlu membeli korden jendela yang baru. Temanku bilang dia kepengen beli, mumpung ada korden dengan harga murah. Suaminya bilang, mereka tidak membutuhkan korden baru. Toh mereka merencanakan akan pindah ke tempat lain, kalau mereka mendapatkan tempat lain yang lebih representatif untuk tempat tinggal.

Berhubung sudah beberapa tahun aku menjomblo, sehingga tidak pernah terlibat pertengkaran-pertengkaran ‘sepele’ (namun bisa berakibat ‘besar’) antar suami istri, aku tidak melihat ‘keuntungan’ mengapa temanku dan suaminya harus bertengkar.

“Why don’t you just listen to him? Toh nanti kalian akan pindah? What’s the point of your being stubborn to buy that curtain?” tanyaku, heran. LOL.

“Nampaknya karena aku pengen ngeyel aja lah. To get his attention, probably.” Jawabnya, ringan. “Aku tahu dia yang benar. Tapi aku pengen beli korden itu, mumpung murah.” Katanya lagi.

Beberapa tahun lalu, seorang teman lain cerita kepadaku betapa dia kesal pada suaminya, karena sesuatu hal. Rasa kesal ini membuatnya enggan berkomunikasi pada suaminya. Dan hal ini merembet ke masalah tempat tidur. Dia enggan bercinta dengan suaminya, dan sok tidak menginginkannya.

Meskipun sekarang aku jomblo, aku pernah punya pengalaman serupa, sehingga aku beri dia saran untuk segera menyelesaikan permasalahan itu, dan tidak membiarkannya berlarut-larut.
“You two directly talk to each other about it. Be open with each other. Ga usah pakai sok gengsi siapa yang salah siapa yang benar. You had better not challenge yourself, ‘it is okay for me to get divorced.’”
Sok banget toh si Nana ini? LOL.

Waduh ... Nana nggosip. LOL.
Tapi aku yakin masalah yang nampaknya sepele dalam satu hubungan (apalagi dalam pernikahan), jika dibiarkan lama-lama bisa menjadi besar. Tatkala masalah-masalah sepele berakumulasi, suatu saat akan memuncak, dan bisa berakibat sangat fatal.

What’s the point of getting married if not to have a life partner? A soulmate? So, why should get involved in quarrel? Moreover in fight?
PT56 21.35 210609

Tidak ada komentar:

Posting Komentar